Jumat, 16 April 2010

Sebatang Bambu


Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainnya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu.

Dia berkata kepada batang bambu," Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air yg sangat berguna untuk mengairi sawahku?"
Batang bambu menjawabnya, "Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau,Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu."
Sang petani menjawab, "Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawah sehingga padi yang ditanam dapat tumbuh dengan subur."

Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam….., kemudian dia berkata kpd petani, "Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?"
Petani menjawab, " Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua ini karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah."
Akhirnya batang bambu itu menyerah, "Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna ketimbang batang bambu yg lain. Inilah aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki."
Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawah sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak.
Pernahkah kita berpikir bahwa dengan tanggung jawab dan persoalan yg sarat, mungkin Tuhan sedang memproses kita untuk menjadi indah di hadapan-Nya? Sama seperti batang bambu itu, kita sedang ditempa.
Tapi jangan kuatir, kita pasti kuat karena Tuhan tak akan memberikan beban yang tak mampu kita pikul. Jadi maukah kita berserah pada kehendak Tuhan, membiarkan Dia bebas berkarya di dalam diri kita untuk menjadikan kita alat yang berguna bagi-Nya?
Seperti batang bambu itu, mari kita berkata, " Inilah aku, Tuhan…perbuatlah sesuai dengan yang Kau kehendaki."



p.s. : Ya Allah, aku siap untuk mengejar mimpiku lagi!

Selasa, 13 April 2010

ARTI IBU DALAM HIDUP....


Suatu hari seorang anak membantu ibunya dan membuat daftar
OngKos bantuin MAMA:
1) Bantu pergi ke warung : Rp 20.000,00
2) Jagain ade : Rp 20.000,00
3) Buang sampah : Rp 5.000,00
4) Beresin tempat tidur : Rp 10.000,00
5) Nyiram bunga : Rp 15.000,00
6) Nyapu halaman : Rp 15.000,00
TotaL : Rp 85.000,00

Selesai membaca kertas tersebut...
Sang Ibu hanya tersenyum memandang anaknya...
Si Anak pun tersenyum penuh kemenangan...
Lalu Sang Ibu mengambil pena dan menulis sesuatu dibelakang kertas yang sama...
1) OngKos mengandungmu selama 9 bulan -GRATIS
2) OngKos menyusuimu anakku - GRATIS
3) OngKos berjaga malam karena menjagamu - GRATIS
4) OngKos air mata yang menetes karenamu - GRATIS
5) OngKos khawatir krn memikirkan keadaanmu - GRATIS
6) OngKos menyediakan makan, minum, pakaian dan keperluanmu - GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku : GRATIS

Air mata Si Anak berlinang setelah membaca...
Si Anak menatap wajah Ibunya, memeluknya dengan erat dan berbisik sambil terisak di dekat telinga Ibunya,

"AKU SAYANG SAMA MAMA...UDAH G ADA LAGI YANG PERLU DIBAYAR OLEH MAMA...UDAH LUNAS SEMUANYA...BUKAN MAMA YANG HUTANG SAMA AKU, TAPI AKU YANG UTANG SAMA MAMA..."


Ibu adalah orang yang serba kekurangan....
Dia kurang pandai dalam menghitung kesalahan-kesalahan anaknya....
Dia kurang mampu mengingat beban hidup akibat perbuatan-perbuatan anaknya....
Dia kurang semangat mengumpulkan harta, sebab...semua miliknya adalah untuk anaknya....
Dia kurang waktu untuk mempehatikan dirinya, sebab...seluruh waktunya adalah milik anaknya....
Dan sisa waktunya adalah berdoa...berdoa....dan terus berdoa demi anaknya....